Hasan Nasbi soal Sindiran antar Menteri Terkait Bencana Sumatra

LiveNews – Pasca terjadinya bencana Sumatra, sejumlah menteri sempat bersitegang dan saling sindir. perihal ini di awali berasal dari Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyakarat (Menko PM) Muhaimin Iskandar dengan sebutan lain Cak Imin, yang mengaku berkirim surat ke koleganya di Kabinet Merah Putih (KMP).
Surat itu bertujuan kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri daya dan Sumber energi Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq, di mana menghendaki mereka mengevaluasi kebijakan, bersama dengan bahasanya melaksanakan tobat nasuha.
Terkait perihal ini, mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengajak semua pihak untuk tidak tergesa-gesa menyimpulkan akar problem bencana Sumatra, mencakup sindiran kepada pejabat menteri yang baru setahun menjabat.
“Kalau aku sih harap menggarisbawahi dua perihal yang berhak memperingatkan bagian kabinet itu bosnya kabinet, bosnya kabinet itu presiden. cuman presiden yang dapat tunjukkan peringatan kepada bagian kabinet, baik itu secara tertutup maupun terbuka,” kata dia seperti dilansir dari pada Minggu (7/12/2025).
Hasan menuturkan kekeliruan seorang menteri tidak bisa dinilai semata-mata berdasarkan satu kejadian melainkan perlu dicermati berasal dari akar persoalan yang kali saja sudah terjadi puluhan tahun.
Dia pun menyoroti sindiran antarmenteri, disebutnya tindakan berikut justru mengaburkan permasalahan utama.
Hasan menuturkan adu sindiran cuman bikin kabinet tampak tidak solid di mata publik. Padahal, negara perlu kekompakan didalam penanganan bencana.
“Padahal, kami justru sekarang kembali perlu solid-solidnya ini,” ungkap dia.
Hasan mengingatkan, kekeliruan di dalam penanganan lingkungan atau banjir tidak boleh segera diarahkan kepada keliru satu menteri. bahkan menteri tersebut baru menjabat sekitar satu tahun.
“Ini bukan kekeliruan satu orang dua orang, mencoba menyaksikan dulu kesalahannya menteri yang berkenaan karena satu perihal mereka baru lantas menteri satu th. bener enggak ini kekeliruan mereka?,” tuturnya.
Ditelusuri Akar Masalah
Hasan mempertanyakan apakah kekeliruan berikut sebetulnya telah berjalan sepanjang puluhan th. apakah 50 tahun 40 tahun atau 30 th. Menurutnya, perihal inilah
yang harus ditelusuri untuk mengambil keputusan apakah benar udah terjadi kekeliruan pada jaman tersebut.
Hasan menghendaki kritik diarahkan pada penyelesaian persoalan jangka panjang, bukan saling menyalahkan antarmenteri.
“Soal pertobatan nasuha ya ayo taubatan nasuha. semua kami taubatan nasuha, tapi dudukkan perkara antara tempatnya, jangan main jurus pukul rata,” katanya.
Ajakan berasal dari Cak Imin
Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor yang berjalan di bermacam wilayah Sumatra tampaknya menyentil hati Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyakarat (Menko PM) Muhaimin Iskandar. Perasaannya seolah bergejolak, menilai perlunya para pejabat negara untuk segera berbenah mengevaluasi tiap tiap kebijakan yang dikeluarkan untuk rakyat.
Terlebih, isu pembalakan liar dengan kata lain illegal logging jadi sorotan publik, dikira pemicu atas bencana yang berjalan Tumpukan kayu yang terseret derasnya banjir pun dipercayai meragukan apakah hasil penebangan resmi atau pun melanggar hukum.
Di lagi tengah upaya menengahi bencana dan semua korban terdampak, pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengaku berkirim surat ke koleganya di Kabinet Merah Putih (KMP). Surat itu dimaksudkan kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri kekuatan dan Sumber energi Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq.
Cak Imin menjelaskan surat itu berisi ajakan untuk evaluasi keseluruhan seluruh kebijakan dan trick yang di ambil pemerintah berkenaan banjir sumatera. Ajakan ini bersangkutan bersama dengan bencana banjir Bandang dan longsor yang berjalan di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh.
“Sebagai bentuk komitmen dan kesungguhan kami sebagai pemerintah. bahasa NU-nya, Tobat Nasuha. Itu kuncinya,” ujar Cak imin dalam sambutannya dalam Workshop Kepala Sekolah SMK untuk Program SMK Go world di Kota Bandung, Senin 1 Desember 2025. seperti diamati dari account Youtube Kemenko Pemberdayaan Masyarakat.
Cak Imin melanjutkan, kunci Tobat Nasuha adalah evaluasi total gara-gara itu, pemerintah perlu mengevaluasi total semua kebijakannya yang berkaitan dengan alam. agar bencana alam tidak berjalan ulang di Indonesia.
“Dari sejak kita berpikir, melangkah dan berbuat. Kiamat bukan telah dekat. Kiamat udah terjadi akibat kelalaian kami sendiri,” ucapnya.
Ketum PKB ini melanjutkan, bencana yang terjadi di siklus akhir tahun tak boleh ulang terulang.
“Itu kebijakan-kebijakan dalam tanda petik evaluasi dan tobat, supaya kan ini siklus tahunan ya di musim-musim bulan November-Desember ini mesti dievaluasi keseluruhan agar November nanti tidak terjadi lagi,” tutupnya.