Jember Miniatur Indonesia: Gus Fawait Beri Insentif bagi Guru Ngaji

Jember Miniatur Indonesia: Gus Fawait Beri Insentif bagi Guru Ngaji
Jember Miniatur Indonesia: Gus Fawait Beri Insentif bagi Guru Ngaji

LiveNews – Pemerintah Kabupaten Jember di bawah kepemimpinan Bupati Gus Fawait lagi perlihatkan komitmennya pada pemerataan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat melalui program insentif guru ngaji dan guru kitab, Pemkab Jember menentukan penghargaan diberikan kepada seluruh pengajar agama tanpa membedakan latar belakang maupun keyakinan.

Langkah ini meyakinkan visi Gus Fawait menjadikan Jember sebagai miniatur Indonesia, yang menghormati tinggi nilai toleransi, kebersamaan, dan keadilan lintas iman.

Guru Kitab: “Pelayanan Cepat, amat menolong Kami”

Salah satu guru kitab, Ratno Eko Wiyanti, mengaku benar-benar terbantu dengan adanya program ini. Perempuan yang mengajar kitab di GKT Ambulu sejak 2003 itu menyebut program perlindungan yang disalurkan Pemkab Jember sudah berjalan efektif dan penuh perhatian.

“Program dukungan telah bagus dan efektif gara-gara layanan cepat dan tidak berdesak-desakan, yang amat menolong ibu-ibu tempat tinggal tangga yang waktunya padat mas,” ujarnya kepada sejumlah awak fasilitas Sabtu (4/10/2025).

Ratno menjelaskan sepanjang ini dirinya mengajar tanpa terima gaji. Pengabdian yang ia lakukan murni sebagai bentuk service dan tanggung jawab ethical kepada masyarakat.

“Kami mengajar guru kitab ini, sebagai layanan pengabdian dan tidak datang operasional atau pungutan dari proses administrasi. lantas kita tidak digaji,” katanya.

Ia juga menyambut baik rencana Gus Fawait yang dapat menyalurkan insentif segera ke rumah para guru. Meski demikianlah ia menilai mekanisme lewat desa seperti saat ini tetap efisien.

“Saya lebih memilih disatuka seperti sekarang ini mas, karena lebih gampang untuk mengambil,” tandasnya.

Janji yang Ditepati, loyalitas yang Nyata

Tak cuman di Ambulu, faedah program ini terhitung dirasakan para guru di Desa Jenggawah. tidak benar satunya Muhammad Samhaji, yang menilai Gus Fawait tetap menepati janji-janji kampanyenya.

“Alhamdulillah, prosesnya gampang jadi tahun 2003 saya telah mulai jatah dari kesibukan seperti ini. telah memadai lama, akan tetapi saya tetap senang gara-gara dapat konsisten menolong masyarakat,” ujarnya.

Samhaji mengaku, perhatian dari Pemkab Jember bukan soal besar kecilnya nominal dukungan melainkan wujud penghargaan yang bikin mereka terasa dihargai.

“Insentif berasal dari Pemerintah Kabupaten ini benar-benar membantu kami Bukan soal besar kecilnya jumlah tetapi perhatian ini buat kita menjadi dihargai. Dan yang penting tidak hadir potongan persis sekali. kita menerima penuh, seperti yang dijanjikan,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia meyakinkan bahwa insentif yang diterima membuka istilah lebih dari sekadar pemberian ekonomi.

“Guru ngaji dan mudin di desa itu kadang tidak tampak tapi setiap hari kita datang untuk masyarakat berasal dari anak-anak studi ngaji, hingga mengurus jenazah dan pernikahan, semua nya dijalani bersama tekad ibadah. jadi kala ada perhatian layaknya ini berasal dari Pemkab, rasanya seperti datang tangan yang menepuk bahu kita berikan semangat,” tutur Samhaji.

Penyaluran Tanpa Pungutan dan Merata untuk seluruh Agama

Sementara itu, Kepala bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Jember, Nurul Hafid Yasin, mengambil keputusan penyaluran insentif tahap kedua ini dilaksanakan dengan cepat dan transparan.

“Meskipun hari ini hari libur, kami masih Mengerjakan kegiatan penyaluran honorarium guru ngaji di empat kecamatan. Pagi tadi di Ambulu dan Tempurejo, siangnya dilanjutkan di Mumbulsari dan Jenggawah,” memahami Hafid.

Menurut Hafid, step ke-2 ini termasuk 6.761 guru ngaji yang telah selesai diverifikasi. Pihaknya menargetkan semua sistem rampung paling lambat 16 Oktober 2025, dan memastikan bahwa penyaluran dijalankan tanpa pungutan dalam bentuk apa pun.

Tak hanya itu, Hafid juga meyakinkan bahwa program ini berbentuk inklusif, menyasar semua pengajar agama tanpa memandang latar belakang.

“Program ini tidak semata-mata menyasar guru ngaji muslim, tetapi terhitung guru ngaji non-muslim dan para mudin. Pemerintah ingin memastikan bahwa perhatian dan penghargaan diberikan secara merata kepada semua pengajar agama, tanpa membeda-bedakan latar belakang,” ujarnya.

Fondasi moral untuk Jember yang Berkeadaban

Program insentif ini merasa bukti nyata bahwa pembangunan manusia tidak sekedar diukur dari segi fisik atau ekonomi, namun juga berasal dari penguatan nilai ethical dan spiritual masyarakat.

Melalui perhatian kepada para pengajar agama, Pemkab Jember berharap motivasi pengabdian mereka tetap tumbuh sejalan bersama meningkatnya kesejahteraan.

Karena di balik tiap tiap doa, tiap tiap bacaan ngaji, dan tiap tiap pelayanan yang mereka berikan tersimpan fondasi moral bagi generasi Jember yang lebih berakhlak, berilmu, dan berkeadaban.

By huna88

Leave a Reply

LiveNews