Menulis Tangan Dongkrak Literasi Dasar Siswa SD

LiveNews – Hasil penelitian kolaboratif antara universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, SiDU (Sinar Dunia), dan Majalah sinar gagasan Anak (CIA) memperlihatkan 81 prosen siswa mengalami peningkatan kekuatan literasi berarti sesudah mengikuti aktivitas menulis tangan manfaatkan modul Ayo Menulis berbarengan SiDU.
“Kalau menulis itu mencakup deep encoding, sesaat mengetik hanya shallow encoding. Anak-anak sekarang ada problem dikarenakan datanya terlalu banyak tetapi refleksinya sedikit. ketika menulis, titik-titik di otak yang bekerja lebih banyak, pada kata, rasa, dan motorik menyatu,” ujar Yuda Turana, Rektor Unika Atma Jaya, di Gedung Unika Atma Jaya, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Aktivitas menulis tangan di atas kertas terbukti dapat meningkatkan kekuatan literasi basic siswa sekolah basic Penelitian bertajuk “Pengaruh aktivitas Menulis di Atas Kertas terhadap kemampuan Literasi Peserta Didik Sekolah Dasar” ini melibatkan 2.293 siswa kelas 4 dan 5 SD di Jakarta dan sekitarnya.
Hasilnya tunjukkan peningkatan berarti dalam kapabilitas membaca, menulis, dan berpikir parah sesudah siswa secara rutin menulis tangan di atas kertas.
Ketua Tim Peneliti, Dr. Murniati Agustian, M.Pd., mengatakan pentingnya kegiatan menulis tangan dalam pembelajaran dasar.
“Kami mendorong para guru, orang tua, serta pembuat kebijakan untuk membuktikan area yang lumayan bagi kegiatan menulis tangan di atas kertas di sekolah. Di sedang pembelajaran yang makin berorientasi antara teknologi digital, hasil penelitian ini dikehendaki bakal menjadi bahan refleksi bersama-sama supaya kemajuan digital tidak menghapus keterampilan basic yang membentuk energi pikir, konsentrasi, dan kreativitas anak.”
Dia memastikan penelitian ini menilai enam segi penting merasa berasal dari struktur tulisan elaborasi ide tata bhs hingga kerapian tulisan.
“81% itu memadai tinggi, gara-gara anak-anak. Nanti kami bakal melihat apa yang dirasakan oleh anak-anak, apa dampaknya antara anak-anak disaat mereka menulis,” beber dosen Fakultas Pendidikan dan Sastra Unika Atma Jaya tersebut.
Anak Lebih Reflektif dan Imajinatif
Penelitian ini termasuk melibatkan wawancara dengan guru dan orang tua. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak terasa lebih reflektif, imajinatif, dan yakin diri.
“Nah, guru dan orang tua saksikan hadir peningkatan, lantas guru dan orang tua sendiri termasuk menyaksikan dan menumbuhkan sikap reflektif, imajinatif, dan ekspresif,” kata Murniati.
Tak semata-mata itu, menurutnya siswa terasa kesibukan menulis tangan lebih mengasyikkan dibandingkan menulis di buku pelajaran biasa.
“Nah, kenapa berbedanya? pasti mereka menyaksikan mereka menulis itu berimajinasi,” ujarnya.
Namun, Murniati termasuk mencatat bahwa kira-kira 19 % siswa belum memberikan peningkatan berarti.
“Kita lihat datang 19 yang tidak berarti ini apa penyebabnya? jadi siswa itu tetap kesusahan menulis puisi, menulis teks yang panjang, mulai lelah bosan,” ungkapnya.
Aktivitas Menulis Bantu Anak Lebih Kreatif
Dari hasil observasi, menulis tangan terbukti merangsang bagian otak yang berperan di dalam pemrosesan informasi dan memori jangka panjang.
“Ini murid-murid ini seru, mengasyikkan bisa mengekspresikan perasaan, selanjutnya mereka terasa kreatif. lantas mereka menanggapkan tidak sama andaikan dibandingkan aktivitas menulis di pelajaran lain,” terang Murniati.
Ia meyakinkan rutinitas menulis tangan tak bisa sepenuhnya digantikan oleh kegiatan mengetik.
“Jadi, konsistensi menulis tangan itu sangat penting dikarenakan membuktikan kerja pikiran emosi, dan gerak,” tegasnya.
Pemerintah Dukung Program Literasi Menulis Tangan
Di sedang pesatnya pertumbuhan teknologi digital, keterampilan menulis tangan tetap menjadi fondasi utama dalam sistem studi gara-gara tidak cuman melatih koordinasi motorik halus, sedangkan termasuk memperkuat kekuatan ingat, konsentrasi, dan kebolehan berpikir parah anak.
Dukungan pada hasil riset ini juga ada dari pemerintah. Muhammad Noor Ginanjar Jaelani, S.Pd., Ketua Sub Tim Kerja Pembelajaran, Direktorat Sekolah basic Kemendikdasmen, menyebutkan pihaknya menyongsong baik riset kolaboratif ini.
“Direktorat Jenderal Pendidikan Anak usia Dini, Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen menyongsong baik inisiatif riset kolaboratif yang menyoroti pentingnya menulis tangan di atas kertas bagi peserta didik usia dini,” ujar Ginanjar
“Kami beri dukungan penuh upaya layaknya yang dijalankan oleh kampus Katolik Indonesia Atma Jaya, Buku Tulis SiDU, dan Majalah cahaya ide Anak, yang searah bersama dengan kebijakan untuk mengembalikan esensi studi yang berarti dan berakar antara pengalaman langsung anak di kelas,” sambungnya.
Peran Dunia Industri dan fasilitas dalam Literasi Anak
Dari segi industri, Head of Marketing Domestic Business Unit Stationery APP kelompok Arif Darmawan, yakin bahwa menulis tangan bukan cuman membentuk keterampilan motorik, namun termasuk melatih kemampuan berpikir kritis pemecahan permasalahan dan penguasaan bahasa sedangkan dia menyayangkan belum banyak penelitian di Indonesia yang secara spesial meninjau dampak menulis di atas kertas terhadap kemampuan literasi basic siswa.
“Kami Bersandar hasil penelitian ini menjadi kesetiaan bersama sekolah dan pemangku kebijakan untuk konsisten mengembalikan kegiatan menulis dengan tangan.” katanya.
Selain itu, Majalah cahaya ide Anak (CIA) turut berperan didalam menyebarkan pesan literasi bersama dengan langkah yang ramah anak lewat konten mendidik yang inspiratif. Kolaborasi ini memberikan sinergi antara akademisi, industri, media dan pemerintah dalam memperkuat budaya literasi nasional.
