MoeldokoMoeldoko Pastikan Gak Ada Bakteri Dan logam Berat

Moeldoko Pastikan Gak Ada Bakteri Dan logam Berat

Moeldoko
Moeldoko Pastikan Gak Ada Bakteri Dan logam Berat

LiveNews, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) langsung menyesuaikan standarisasi di dalam ekspor kratom. Hal ini untuk menghambat pengembalian kratom dikarenakan tidak cocok bersama dengan standar ekspor negara yang dituju.

“Kemendag atur standarnya, pastikan kratom itu tidak tersedia persentase bakteri dan logam berat dikarenakan bakal dicermati ke industri untuk ekspor. Jangan sampai tersedia yang di-reject,” mengerti Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Jumat (26/7/2024).

Dia mengedepankan pentingnya mempercepat tata kelola niaga kratom dikarenakan nilai ekspor komoditas selanjutnya meningkat dan menambahkan kesempatan ekonomi yang penting bagi negara.

Moeldoko menilai tata kelola tata niaga serta legalitas pada kratom dibutuhkan untuk memelihara petani serta pelaku bisnis di dalam mengekspor kratom.

“Kalau tersedia keputusan tata niaganya, UMKM sanggup dibina bersama dengan lebih baik untuk mengarah ke hilirisasi,” ujarnya.

Kratom, yang dikenal secara ilmiah sebagai Mitragyna speciosa ini tidak banyak tumbuh di negara lain. Sementara, di Kalimantan Barat misalnya, termasuk sekurangnya terkandung 44 juta pohon kratom yang tumbuh subur.

Disisi lain, Moeldoko menegaskan komitmen pemerintah berkomitmen untuk mengeksplorasi potensi kratom secara maksimal. Dia termasuk menegaskan bahwa pengembangan kratom bakal seiring bersama dengan prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan.

“Saya dan Pak Menkes menyetujui kratom tidak masuk kategori psikotropika,” ungkap Moeldoko.

Jokowi Minta Kemendag Atur Perdagangan Tanaman Kratom

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) memicu keputusan standarisasi perdagangan tanaman kratom. Hal ini sehingga kratom yang diekspor tak lagi punya kandungan efek samping yang beresiko bagi kesehatan.

“Tadi panduan Presiden (Jokowi) pertama, sehingga Kemenkes, BRIN, dan BPOM lanjutkan riset memang yang safe seberapa bagi masyarakat,” kata Kepala Staf Presiden Moeldoko kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/6/2024).

“Kemendag atur tata niaganya untuk bentuk suatu standardisasi sehingga tak tersedia lagi kratom product Indonesia yang kandung bakteri ecoli, salmonella, logam berat,” sambungnya.

Dia mengemukakan waktu ini banyak daun kratom Indonesia yang ditolak oleh eksportir dikarenakan punya kandungan bakteri-bakteri berbahaya. Oleh dikarenakan itu, Moeldoko mengedepankan pentingnya pengaturan perdagangan tanaman kratom.

“Karena udah tersedia eksportir kita di-reject barangnya. Kenapa terjadi? Karena belum diatur tata niaganya bersama dengan baik,” ujarnya.

Pengawasan Proses Produksi

Selain itu, Moeldoko menilai perlunya pengawasan sistem memproses tanaman kratom sehingga mutu produknya terjaga baik. Dia mengatakan keputusan selanjutnya bakal ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Berikutnya kemendag bakal menentukan eksportir terbatas sehingga semua bakal sanggup ekspor dan terjaga bersama dengan baik kualitasnya,” tutur Moeldoko.

By huna88

LiveNews