Polisi Jawab Kecurigaan Keluarga Arya Daru

LiveNews – Keluarga Arya Daru Pangayunan tak yakin diplomat muda Kemlu itu meninggal bunuh diri. Keluarga menjadi datang kejanggalan di balik kematian Arya Daru yang ditemukan tewas dengan kepala terjerat lakban di indekosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.
Salah satu kejanggalan yang ditemukan keluarga adalah makam Arya Daru dalam kondisi acak-acakan. kejadian aneh lainnya yang dianggap keluarga sebagai teror yaitu datang amplop misterius yang di terima keluarga sampai taburan bunga di pusara Arya Daru.
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menuturkan sejumlah kejanggalan yang dialami keluarga Arya udah dilaporkan ke polisi antara 22 Juli 2025. Laporan disampaikan istri dan sepupu korban.
Reaksi Polisi
Terkait makam yang rusak, Reonald mengatakan pihaknya udah berkoordinasi bersama Polsek Banguntapan. Pihak polsek terhitung telah berkoordinasi juru makam.
“Kami sampaikan pada forum ini ya berasal dari keterangan juru makam tidak datang perusakan makam berikut juga berasal dari awal pembuatan tidak ada batu bata dan tidak mengenali siapa yang membuktikan batu bata,” kata Reonald kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/10).
Pertanyaan sama termasuk ditanyakan pada juru makam lainnya. Dipastikan, tidak ada yang merusak makam Arya Daru.
“Terus lantas berasal dari juru makam ke-2 menyebutkan bahwa makam tersebut bukan dirusak, akan tetapi amblas karena benar-benar udah satu bulan agar faktor alam,” ujarnya.
Setelah mendapat cerita itu, katanya, pembersih makam segera merapikan dan kebetulan berjumpa dengan keluarga yang ada untuk nyekar.
“Jadi itu yang dapat kami sampaikan dikarenakan dari tim sudah turun ke sana berharap keterangan berasal dari penjaga makam, sekali lagi makam korban itu amblas dikarenakan keadaan alam dan pada saat keluarga nyekar di situlah langsung dirapikan kembali oleh pihak pembersih makam, penjaga makam,” ujarnya.
Sementara berkenaan surat kaleng yang diterima keluarga, Reonald mengaku terus diselidiki.
“Itu tetap didalami, mohon waktu,” ujarnya.
Periksa 24 Saksi mencakup Dua Orang paling baru berbarengan Daru
Sepanjang penyelidikan masalah kematian Arya Daru, polisi udah memeriksa 24 saksi. termasuk dua orang yang terakhir bersama Daru, yaitu Verra dengan kata lain V dan D. tak hanya itu, sopir taksi yang mengantarkan Daru ke gedung Kemlu
“Ya 24 saksi selanjutnya telah masuk bersama inisial V dan dengan inisial D, sesudah itu berasal dari 24 saksi berikut termasuk udah mencakup Pak bapak Direktur Reserse kriminal lazim terhitung udah mengemukakan termasuk supir taksi tidak benar satu taksi yang hadir di Jakarta bersama keliru satu merk ya,” kata Reonald.
Polisi selalu Respons Keluhan Arya Daru
Polisi menetapkan selalu menindaklanjuti seluruh laporan dan curhatan keluarga.
“Kami tidak dapat dulu menampik segala sesuatu tentu akan kita dalami dan kita akan cari tau berkaitan apa pengaduan tersebut,” pungkasnya.
Teror Dialami Pihak Keluarga
Sebelumnya, pihak keluarga berpendapat kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan masih menyimpan banyak pertanyaan. sehabis kepergian Arya, keluarga tetap dihantui teror.
Kuasa hukum keluarga almarhum, Nicholay Aprilindo, telah melaporkan berbagai ancaman yang diterima keluarga kepada Komisi XII DPR. Teror selanjutnya mulai berjalan sehabis kematian diplomat kemlu itu, mencakup amplop misterius, kerusakan antara makam, dan juga taburan bunga di pusara.
Teror pertama kali nampak pada 9 Juli 2025, sehari setelah pemakaman almarhum.
“Ada seorang pria misterius datang membawa amplop coklat untuk almarhum. disaat dibuka isinya gabus berbentuk bunga kamboja, hati, dan bintang,” ungkap Nicholay di dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi XIII DPR RI di Kawasan Parlemen, Jakarta, antara Selasa (30/9/2025).
Amplop tersebut udah diserahkan kepada pihak kepolisian dan Kompolnas, sedangkan hingga kala ini belum ada penyelidikan lebih lanjut mengenai asal-usul atau istilah berasal dari benda tersebut.
Teror selanjutnya terjadi pada tanggal 27 Juli ketika makam almarhum dirusak. “Kemudian pada 16 September, kuburan ulang ditaburi bunga mawar merah berupa garis dari kepala sampai kaki. Ini buat keluarga kaget,” ujarnya.
Kuasa hukum menilai serangkaian teror yang dialami oleh keluarga meningkatkan banyak pertanyaan perihal kematian almarhum.
“Mengapa keluarga kudu mengalami teror seperti ini, sesaat masalah ini sejak awal diduga sebagai bunuh diri?” kata Nikolai.
Ayah almarhum, Subaryono, juga memberikan kegelisahannya di depan anggota dewan.
“Sebagai orang tua, kami tidak mengetahui kudu ke mana melacak kejelasan. Penjelasan yang datang sejauh ini belum menenangkan kami,” katanya bersama nada bergetar.
Subaryono menyebutkan bahwa keluarga berupaya melacak pertolongan melewati penasihat hukum sehingga histori yang menimpa putranya bakal diungkap dengan jelas.
Dia tekankan bahwa keluarga menjunjung usaha pihak-pihak yang menyelidiki kasus ini, tetapi ia menjadi kecewa karena belum hadir kejelasan yang tentu tentang kematian anaknya. “Harapan kami adalah agar kasus ini dapat dijelaskan sejelas-jelasnya,” ucapnya kepada Pimpinan Rapat Komisi XIII.
Dalam rapat tersebut datang istri almarhum, Meta Ayu Puspitantri, berbarengan kuasa hukum, bapak dan anggota keluarga lainnya. DPR termasuk menyebabkan Wakil Kepala LPSK Susilaningtias, Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor, serta pejabat berasal dari Kementerian HAM untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut perihal persoalan ini.